Tertimpa Bangunan saat Gempa Bumi, 1 Warga Kepulauan Selayar Sulsel Tewas

Seorang warga Dusun One Satonda Timur, Desa Pulo Madu Kecamatan Pasilambena, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang menjadi korban gempa bumi magnitudo 7,4 mengembuskan napas terakhir.

Dia meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan intensif selama 8 hari di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kyai Haji Hayyung, Kepulauan Selayar.

“Sebelumnya, korban berusia 65 tahun itu ditemukan dalam kondisi tersadar dan mengalami luka di bagian kepala akibat tertimpa reruntuhan bangunan yang terdampak gempabumi pada Selasa (14 Desember 2021),” kata Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya dikutip Limapagi.id, Jumat, 24 Desember 2021.

Abdul menyampaikan, korban sempat dievakuasi ke tempat pengungsian darurat. Namun, karena kondisinya terluka cukup parah, dia dievakuasi menggunakan kapal motor jolloro KM Fajar menuju ke RSUD KH. Hayyung yang berada di ibu kota Selayar.

“Setelah dinyatakan meninggal, korban kemudian dimakamkan di TPU Bonea. Proses pemakaman itu dihadiri oleh Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar H. Saiful Arif, Kasdim 1415/Selayar Mayor Inf. Abd. Rasyid, Kabag SDM Polres Selayar Kompol Nur Alam, Kasat POL PP Saparuddin, dan jajaran terkait,” ucapnya.

Abdul melanjutkan, berdasarkan laporan per Kamis, 23 Desember 2021, gempa bumi M 7,4 yang berpusat di 7.59 LS dan 122.24 BT itu membuat Kecamatan Pasimarannu dan Kecamatan Pasilambena di Kabupaten Kepulauan Selayar menjadi wilayah yang terdampak paling parah.

BPBD Kabupaten Kepulauan Selayar mencatat di Kecamatan Passimarannu terdapat 203 rumah rusak berat, 565 rumah rusak ringan, 12 bangunan pemerintah rusak.

Kemudian, warga yang mengalami luka berat 60 orang, tiga ibu hamil dan satu sudah bersalin di pengungsian. Sementara itu, masih ada 10.188 orang yang mengungsi di 43 titik pengungsian.

Abdul berujar, data dari Kecamatan Pasilambena ada 154 rumah rusak berat, 235 rumah rusak ringan, dan 12 bangunan pemerintah rusak. Kemudian 59 warga mengalami luka berat, 54 warga luka ringan, tiga ibu hamil dan satu sudah melahirkan.

“Selanjutnya ada 6.405 warga yang masih mengungsi di 61 titik pengungsian. Sebagian besar warga memilih mengungsi karena masih trauma gempa bumi susulan dan ingatan mereka tentang peristiwa gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada 12 Desember 1992 yang menewaskan 2.500 jiwa,” ujar dia.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemkab Kabupaten Selayar, kata Abdul, telah menerjunkan tim trauma healing untuk mendampingi para warga yang masih mengalami trauma di titik lokasi pengungsian. [Red]

Sumber: Limapagi

© Intermedia Corporation

Tulis Komentar anda