Bandarlampung, 28 Februari 2024 — Sejalan dengan stabilitas sektor jasa keuangan
nasional yang terjaga dan didukung permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai dan
profil risiko yang terkelola dengan baik, Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi
Lampung turut menjaga agar kinerja sektor jasa keuangan di wilayah Lampung baik
industri perbankan, industri pasar modal dan industri keuangan non bank terus membaik
dan tumbuh positif pasca pandemi.
“Kinerja sektor jasa keuangan yang terus tumbuh
positif, tingkat literasi dan inklusi keuangan yang terus meningkat serta sektor riil yang
semakin pulih pasca pandemic, diyakini akan mampu mendukung pengembangan
ekonomi daerah Provinsi Lampung” kata Kepala OJK Provinsi Lampung, Bambang
Hermanto.
Pembiayaan perbankan kepada sektor UMKM di Lampung bahkan mencapai
angka tertinggi pasca pandemi yakni mencapai 39,79% dari total kredit atau sebanyak
Rp30,98 Triliun.
Dukungan industri perbankan terhadap pembiayaan UMKM ini
menunjukkan komitmen yang kuat terhadap program pemerintah untuk mendorong
UMKM naik kelas dan keuangan yang berkelanjutan.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung yang tumbuh sebesar 4,55% di Tahun 2023,
merupakan tertinggi Pasca Pandemi. Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung yang
terus melanjutkan tren positif turut didukung dengan penyediaan dana dari sektor jasa
keuangan baik dari sektor Perbankan, Industri Keuangan non-Bank (IKNB) dan Pasar
Modal.
Dalam rangka terus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan
meningkatkan ketahanan sektor jasa keuangan, OJK memberikan dukungan melalui
kebijakan konsolidasi dan sinergi antar lembaga jasa keuangan sehingga pada
gilirannya turut memberikan daya dukung bagi stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, OJK
melakukan penguatan dari aspek kapasitas kelembagaan, permodalan dan
peningkatan tata kelola.
Kebijakan sebagaimana dimaksud tersebut salah satunya
adalah pemantauan atas pelaksanaan konsolidasi perbankan baik pemenuhan modal
inti minimum maupun merger dan konsolidasi antar bank sehingga industri
perbankan dapat menjadi lebih sehat, efisien, kuat, berdaya saing dan berintegritas.
PERKEMBANGAN SEKTOR PERBANKAN
Kinerja perbankan di Provinsi Lampung menunjukkan pertumbuhan yang positif,
tercermin dari Aset perbankan di Provinsi Lampung Triwulan IV-2023 mengalami
pertumbuhan jika dibandingkan dengan Triwulan IV-2022 yaitu meningkat sebesar
Rp8,86 Triliun atau tumbuh sebesar 7,61% dari sebesar Rp116,42 Triliun menjadi sebesar
Rp125,27 Triliun (yoy).
Jika dibandingkan dengan posisi Triwulan III-2023 (qtq) total aset
tercatat meningkat sebesar Rp2,72 Triliun atau 2,22% dari sebesar Rp122,55 Triliun
menjadi Rp125,27 Triliun.
Kinerja intermediasi berupa penyaluran kredit perbankan Lampung di Triwulan IV-2023
mengalami peningkatan sebesar Rp1,07 Triliun atau 1,39% jika dibandingkan dengan
periode Triwulan IV-2022 (yoy) dari sebesar Rp76,80 Triliun menjadi sebesar Rp77,86
Triliun.
Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan kredit di sektor penerima kredit
bukan lapangan usaha naik Rp30,31 Triliun (tumbuh 5,09%), sektor perdagangan besar
dan eceran naik sebesar Rp17,5 Triliun (tumbuh 1,43%), sektor perantara keuangan naik
Rp4,91 Triliun (tumbuh 9,33%) dan sektor industry pengolahan naik sebesar Rp4,83 Trilun
(tumbuh 9,08%).
Namun demikian, laju tersebut tertahan oleh 3 sektor yang mengalami
kontraksi kredit yakni sektor transportasi, sektor pertanian, dan sektor jasa pendidikan.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan periode triwulan III-2023 (qtq) kredit mengalami
peningkatan sebesar Rp1,49 Triliun atau 1,95% dari sebesar Rp76,37 Triliun menjadi
sebesar Rp77,86 Triliun.
Penghimpunan DPK Provinsi Lampung menunjukkan pertumbuhan sebesar Rp1,43
Triliun pada Triwulan IV-2023 atau meningkat sebesar 2,31% dari triwulan IV-2022 (yoy)
sebesar Rp61,74 Triliun menjadi sebesar Rp63,16 Triliun.
Jika dibandingkan dengan
Triwulan III 2023, DPK Lampung terkoreksi sebesar Rp0,76 Triliun atau sebesar 1,18%
(qtq), yaitu dari sebesar Rp63,92 Triliun menjadi sebesar Rp63,16 Triliun akibat penurunan
simpanan dalam bentuk giro.
Pada triwulan IV tahun 2023 kredit UMKM secara year on year (yoy) meningkat sebesar
Rp3,07 Triliun atau tumbuh 11,02% dari Rp27,91 Triliun pada triwulan IV tahun 2022.
menjadi sebesar Rp30,98 Triliun pada posisi Triwulan IV 2023. Peningkatan kredit UMKM
ini membawa kepada share kredit UMKM kepada total kredit yang semakin meningkat dari
36,34% menjadi 39,79%.
Sementara kinerja kualitas kredit UMKM tetap terjaga dibawah
threshold 5%, tercatat terdapat peningkatan sebesar 0,66% yaitu dari sebesar 3,34%
menjadi sebesar 4,00%.
Peningkatan NPL disebabkan oleh peningkatan nominal kredit
bermasalah sebesar Rp0,31 Triliun dari sebesar Rp0,93 Triliun menjadi Rp1,24 Triliun.
Sementara penyaluran KUR dengan berbagai kebijakan baru di awal tahun 2023, tercatat
mampu menyerap 74,35% dari kuota KUR yang diberikan tahun 2023 atau sebesar Rp8,45
Triliun dari target Rp11,37 Triliun dan diberikan kepada 173.353 debitur.
Kualitas kredit
KUR tetap terjaga rendah dengan rasio NPL hanya sebesar 0,04% atau nominal sebesar
Rp3,69 Miliar.
OJK akan terus mendukung kinerja perbankan melalui kebijakan-kebijakan yang
diperlukan sehingga dapat terus tumbuh berkelanjutan namun tetap prudent dalam aspek
manajemen risiko.
PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI KEUANGAN NON-BANK
Perusahaan Pembiayaan
Pertumbuhan piutang pembiayaan Provinsi Lampung positif, dengan nilai outstanding
piutang pembiayaan di Lampung tumbuh 12,36% (yoy) pada Desember 2023 menjadi
sebesar Rp9,83 Triliun, didukung pembiayaan Investasi Berdasarkan Prinsip Syariah dan
Pembiayaan Jasa Berdasarkan Prinsip Syariah yang masing-masing tumbuh sebesar
389,38% dan 189,16 % dengan penyaluran piutang pembiayaan terbesar pada sektor
Pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin sebesar 74,06% serta sektor
Pengadaan air, pengelolaan sampah dan daur ulang, pembuangan dan pembersihan
limbah dan sampah sebesar 68,60%.
Profil risiko Perusahaan Pembiayaan masih terjaga
dengan rasio non performing financing (NPF) tercatat membaik sebesar 2,33%
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,45%.
Lembaga Keuangan Mikro
Aset LKM di Lampung tumbuh 13,46% (yoy), meningkat sebesar Rp4,54 Miliar atau tercatat
sebesar Rp38,22 Miliar pada Desember 2023.
Peningkatan aset LKM didorong oleh
peningkatan penyaluran pembiayaan LKM yang tumbuh 16,62% (yoy), meningkat Rp3,80
Miliar atau tercatat sebesar Rp26,67 Miliar pada Desember 2023 dengan NPL yang
menurun dari triwulan sebelumnya 13,6% menjadi 9,74% pada Desember 2023.
Pergadaian
Jumlah penyaluran pinjaman oleh perusahaan pergadaian di Provinsi Lampung tumbuh
17,90% (yoy) atau sedikit di atas nasional (17,48%), meningkat Rp111 Miliar atau tercatat
menjadi sebesar Rp728,97 Miliar pada September 2023 dengan jumlah nasabah yang juga
terus tumbuh tercatat sebesar 12,18% (y0y) atau menjadi sebanyak 248.973 kontrak.
Perusahaan Modal Ventura
Pembiayaan atau penyertaan modal ventura di Lampung tumbuh sebesar 0,76% (yoy)iliar
atau naik sebesar Rp2,51 Miliar menjadi sebesar Rp332,36 Miliar pada September 2023,
dengan NPF yang tercatat meningkat menjadi 7,39% (pada Agustus 2023, rasio NPF
tercatat sebesar 7,31%).
PERKEMBANGAN SEKTOR PASAR MODAL
Dari tahun 2020 hingga 2023 pertumbuhan SID cenderung meningkat. Rata-rata
persentase pertumbuhan SID dari 2020 – 2023 adalah 73,51%.
Jumlah investor pasar
modal meningkat ditunjukkan melalui single investor identification (SID) yang tumbuh
16,81% (yoy) atau meningkat sebanyak 42.191 SID. Per Desember 2023, SID tercatat
sebanyak 293.141 atau 1,84% dari persentase kenaikan rata-rata.
Jumlah investor
terbanyak berada di Kota Bandar Lampung sebesar 97.907 SID atau 33.39% dari total
investor di Lampung.(red